Logo

Negeri Passo

Kota Ambon

Home

Profil Negeri

Infografis

Listing

IDM

Berita

Belanja

PPID

Peninggalan Belanda "Benteng Middleburg" di Negeri Passo

Peninggalan Belanda "Benteng Middleburg" di Negeri Passo

Invalid Date

Ditulis oleh RICHARDO ARNOLD MARWA

Dilihat 0 kali

Peninggalan Belanda "Benteng Middleburg" di Negeri Passo

Benteng Middleburg di Passo terletak di Negeri Passo, Baguala, Kota Ambon, Maluku. Benteng ini dibangun sekitar tahun 1624 dan merupakan peninggalan dari kedatangan Portugis dan Belanda di Tanah Maluku. Benteng Middleburg dikerjakan dengan bantuan masyarakat pribumi pada masanya dan menjadi salah satu penanda kehadiran Portugis di Passo. Meskipun demikian, sayangnya, kondisi Benteng Middleburg semakin tak terawat sejak pergantian penjaga benteng.

Benteng ini pertama kali dibuat oleh Portugis kemudian pada tahun 1610 benteng ini jatuh ke tangan Belanda sesuai dengan masuknya Belanda ke negeri Passo dan setelah itu direnovasi guna memperkuat kedudukan Belanda di Passo. Benteng ini selesai di renovasi pada tahun 1700.
      
Benteng ini terletak di Negeri Passo, Kecamatan Baguala, Kotamadya Ambon. Lokasi benteng berada di belakang pertigaan ruas jalan raya yang menghubungkan Passo-Natsepa dan Passo-laha. Saat ini benteng berada di tengah – tengah pemukiman penduduk, harus melewati halaman rumah jika hendak menuju ke benteng baik dari arah depan maupun belakang, sehingga sulit melihat sisa benteng dari arah jalan raya.
    
   Kondisi benteng telah rusak, sisa struktur yang ada hanya dua sisi dinding setinggi ± 5 meter yaitu dinding timur dan barat, pada dinding timur terdapat tiga buah jendela, dinding utara dan selatan hanya tersisa bagian pondasi saja. Denah dasar benteng adalah segi empat, ukuran bagian dalam ± 5 x 5 meter, dinding benteng tersusun dari bahan batu bata tanpa dilapisi plester dengan ketebalan ± 50 cm.
       Titik lokasi benteng berada pada daratan sempit yang diapit oleh teluk Binnen dan teluk Baguala. Menurut informasi, benteng ini menjadi pusat pengawasan aktifitas yang menghubungkan dua wilayah pada masa tersebut yaitu Leihitu dan Leitimur, berdasarkan pengamatan peta terbitan Belanda, kedua teluk dihubungkan oleh Kanal yang sekaligus menjadi akses menuju benteng. Sekarang ini karena proses pengendapan, garis pantai kini berjarak 100 meter dari lokasi benteng. Sayangnya, benteng ini tidak mendapat perhatian dari masyarakat maupun pemerintah setempat untuk melakukan berbagai upaya lanjut yang dapat mendatangkan income bagi daerahnya. Disamping minimnya pengetahuan masyarakat akan manfaat yang diperoleh jika dikelola dengan baik, tetapi juga pemerintah yang kurang mengetahui jelas tentang keberadaan tinggalan kolonial di Maluku.  

Bagikan:

Potensi Lainnya

Potensi Lainnya

Logo

Negeri Passo

Kecamatan Baguala

Kota Ambon

Provinsi Maluku

© 2025 Powered by PT Digital Desa Indonesia